Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Harga Timah di Bangka Tembus 300 Ribu Perkilo

Katakuanyu.com – halo sahabat pembaca setia, bertemu lagi dengan saya kuanyu, di kesempatan kali ini saya akan bercerita sedikit tentang harga timah di bangka yang sudah tembus 300 ribu perkilo

Mungkin ini adalah artikel pertama kali saya sejak tidak aktif lagi menulis setelah beberapa bulan, oleh karena itu saya akan menyajikan berita yang sedang hangat di perbincangkan, yaitu naiknya harga timah di pulau bangka

Dulu penulis pernah menulis artikel yang hampir kurang lebih sama, tapi ternyata harga timah semakin naik dan mencapai harga terbaru, kalau sebelumnya sekitar 250 ribu perkilo tapi sekarang sudah 300 ribu perkilonya

Dengan harga yang semahal itu membuat masyarakat bangka berbondong-bondong untuk kembali melakukan penambangan, sekalipun lahan sudah sangat terbatas tapi tidak menghalangi usaha mereka untuk mencari rezeki

Harga Timah di Bangka Tembus 300 Ribu Perkilo

Bahkan tidak jarang banyak bermunculan para penambang dari luar pulau bangka yang ingin mendapatkan uang dari timah, mereka sengaja membuat tambang mini atau yang lebih di kenal dengan TI mini, dan ada lagi tambang kecil lainnya yang di beri nama TI tungau

Kedua jenis tambang kecil di atas sangat mudah untuk di operasikan, sehingga penambang tidak perlu bersusah payah dalam melakukan kegiatan penambangan, berbeda halnya dengan tambang timah besar yang harus mempunyai peralatan lengkap dan mahal

Tambang timah mini lebih simpel di karnakan peralatannya yang lebih murah, lebih sedikit peralatan yang di butuhkan serta mudah untuk di pindah-pindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain, bahkan tidak tanggung-tanggung, dengan menggunkan motor saja seorang penambang sudah bisa memindahkan tambang timahnya

Lalu berbicara tentang hasil, jelas hasil tambang timah kecil tidak sebanyak tambang timah besar, tapi cukuplah untuk makan sehari-hari, mengingat harga timah yang semakin tinggi

Di balik naiknya harga timah yang ada di pulau bangka ternyata menimbulkan dampak negatif yang sangat buruk, antara lain

1. naiknya suhu udara

Di jaman dahulu, pada saat harga timah masih sekitar 100 ribu perkilo, suhu udara di bangka masih sangat dingin dan sejuk, akan tetapi sekarang sudah mulai panas dan tidak tanggung-tanggung, panasnya hampir seperti kota jakarta

Penulis sendiri sangat merasakan perubahan suhu udara ini, tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terlanjur dan eksploitasi akan terus terjadi jika pemerintah tidak mempunyai kebijakan yang tegas akan kegiatan penambangan ini

2. hutan dan kebun hancur

Hutan di bangka boleh di bilang sangat banyak pada tahun 2002, tapi di tahun 2022 ini semua itu sudah hilang, hutan yang awalnya lebat kemudian di tebang dan kemudian lambat laun menjadi kebun

Dan sekarang kebunpun di tebang untuk membuka tambang timah, terkadang terdengar konyol, tapi itulah fakta yang ada, semua kebun habis di babat oleh masyarakat demi mendapatkan timah

Mulai dari kebun karet dan kebun sawit semuanya di tebang untuk membuka lokasi baru, semuanya di gali oleh alat berat, sehingga hanya menyisakan lumpur dan tanah liat yang tidak berhumus

Lalu apakah tanah liat tersebut akan di tinggalkan seutuhnya, jawabnya tidak, tidak sedikit penambang kecil yang kembali mencari timah di tanah yang sudah di tambang sebelumnya, dan membuat tanah menjadi semakin kurus tanpa nutrisi sama sekali

Itulah dua dampak negatif yang penulis rasakan pada saat ini, tinggal di pulau bangka memang tidak senyaman dahulu, tapi mau tidak mau penulis harus tinggal di sini karena merupakan tempat tinggal penulis sejak kecil

Semoga saja suatu saat nanti pemerintah membuat kebijakan untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi jumlah aktivitas penambang timah, agar hutan pulau bangka kembali bersemi dan udara sejuk bisa terasa seperti dahulu kala, sekian dari penulis dan selamat bertemu di artikel selanjutnya

Penulis : Kuanyu

kuanyu
kuanyu Saya adalah seorang anak yang hobi membaca,menulis dan blogging,salam kenal dari saya kuanyu

2 comments for "Harga Timah di Bangka Tembus 300 Ribu Perkilo"