Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara menanam pare dari biji agar cepat tumbuh dan berbuah banyak

Katakuanyu.com – pare adalah salah satu tanaman pertanian yang wajib kita tanam kerena memiliki banyak manfaat, mulai dari mengobati diabetes, sebagai antioksidan, mencegah radikal bebas, mengurangi sembelit, mengobati jerawat, menjaga kesehatan ginjal dan kandung kemih, mencegah kanker, menurunkan berat badan, menghilangkan ketombe, membantu mencerahkan kulit dan menghilangkan noda pada wajah

Cara menanam pare dari biji agar cepat tumbuh dan berbuah banyak

Itulah beberapa manfaat buah pare yang harus kita ketahui, yang mana pada kesempatan kali ini penulis akan memberitahukan bagaimana cara menanam pare dari biji agar cepat tumbuh dan berbuah banyak. Pada dasarnya menanam pare itu tidaklah sulit, yang sulit itu adalah konsisten untuk merawat buah parenya dan berikut beberapa bahan dan peralatan yang harus di siapkan terlebih dahulu sebelum menanam pare, antara lain

1. bibit pare ( bisa di beli di toko pertanian )

2. pupuk kompos ( usahakan pupuk kompos yang terbuat dari kotoran sapi )

3. pupuk mutiara sebagai pemancing tumbuhnya bakal buah

4. plastik atau kertas untuk membungkus buah pare agar tidak busuk ( cara ini di lakukan jika pare yang kita tanam adalah pare organik )

5. kayu atau kawat sebagai media tumbuhnya pare

6. batu dan tali yang berfungsi untuk pemberat buah pare agar buahnya tidak melengkung

7. lahan untuk menanam pare, tidak perlu besar, ukuran 3 meterpun sudah cukup

8. alat penyiram pare

Itulah beberapa bahan dan peralatan yang harus kita sediakan sebelum menanam pare, dan jangan lupa untuk mengolah tanahnya terlebih dahulu sebelum di tanam. Pengolahan tanah terbilang cukup mudah, yaitu dimulai dengan menggemburkan tanah yang akan di tanami pare setelah itu tambahkan pupuk kompos secukupnya, aduk sampai merata dan ambil bibit pare yang ingin kita tanam tadi

Catatan : tanaman pare tidak perlu di semai seperti tanaman pada umumnya, seperti sawi, tanaman ini bisa di tanam langsung tanpa di pindahkan lagi

Tanam biji pare tadi di tanah yang telah kita olah sebelumnya, dengan jarak minimal 1 meter setiap batangnya, setelah itu bumbun lagi biji parenya dengan menggunakan pupuk kompos, pembumbunan tidak boleh terlalu dalam, cukup 3 sampai 5 cm ke dalam tanah, setelah itu siram 2 kali sehari

Pengalaman penulis, biasanya biji pare mulai tumbuh sekitar 2 sampai 3 hari setelah tanam, jika sudah tumbuh siram terus tanaman pare anda, dan ketika pare sudah ada sulurnya siapkan kayu atau kawat sebagai media tumbuh pare. 

Cara menanam pare dari biji agar cepat tumbuh dan berbuah banyak

Catatan : pare yang sudah mulai besar akan banyak tunas barunya, oleh karena itu potong dan buanglah tunas yang terlihat kecil dan kerdil, karena tunas yang kecil akan menghasilkan buah yang tidak terlalu besar, bahkan tidak jarang ketika di bungkus buahnya menguning dan rontok

Ketika batang pare sudah tumbuh sekitar 2 atau 3 meter segera berikan pupuk mutiara agar pare dapat segera berbuah, taburkan pupuk mutiara secukupnya jangan terlalu banyak agar tanaman pare tidak mati

Biasanya tanaman pare akan mulai menghasilkan ketika berumur 3 mingguan atau paling lambat 1 bulan. Di mana untuk buah pertama biasanya besar-besar dan subur sekali, akan tetapi ketika batangnya sudah mulai tua maka buahnyapun mulai mengecil

Tapi anda tidak perlu khawatir karena penulis mempunyai cara jitu untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan melakukan pemupukan secara teratur. Pupuklah tanaman pare anda dengan pupuk kompos setiap bulannya dan kurangi penggunaan pupuk nonorganik, karena tanaman pare yang sudah tua lebih rentan dan mudah mati, jangan lupa untuk di siram 2 kali sehari, pagi dan sore

Dan bagi anda yang penasaran dengan pare yang penulis tanam bisa melihat video di bawah ini, selamat menonton


Bagaimana tanaman parenya, lumayan subur bukan ?, itu adalah pare organik yang tidak menggunakan racun sama sekali, bahkan tanpa racun organik, artinya memang benar-benar 100 % tanpa racun

Bila anda ingin menuruti penulis dengan menanam pare organik ada baiknya anda membungkus buah pare yang anda tanam tersebut, pembungkusan dapat di lakukan ketika bunga pare sudah lepas dari buahnya, dan berikut video agar buah pare tidak busuk karena lalat buah, selamat menonton


Bagaimana videonya cukup jelas bukan, jadi kita harus membungkus buah pare kita agar terhindar dari lalat buah, buah pare yang di suntik lalat buah biasanya akan busuk dan tidak bisa besar, mereka akan menguning dan jatuh

Untuk media pembungkusnya sendiri ada beberapa macam, mulai menggunakan kertas, plastik, kain, daun pisang dan seterusnya, yang mana semua media pembungkus memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing

Contohnya, media pembungkus kertas tidak tampak buah parenya dari luar, sehingga kita terkadang tidak tahu apakah buah parenya sudah matang atau belum, sehingga harus rajin-rajin melihat perkembangan buah parenya

Tapi kalau menggunakan plastik lebih simpel, di mana kita tidak perlu memantau perkembangan buah pare kita secara detail, karena sudah terlihat dari luar, Cuma ya itu tadi, warna buah parenya tidak secerah warna buah pare yang di bungkus menggunakan kertas, kalau di bungkus menggunakan kertas buah parenya akan berwarna lebih putih dan cerah

Selanjutnya tentang umur tanaman pare, kalau menurut penulis tanaman pare ini cukup panjang umurnya selama di lakukan perawatan secara rutin, bisa mencapai 5 bulan keatas, untuk kelemahan tanaman ini relatif sedikit, palingan karena curah hujan dan ulat daun yang berwarna kuning

Berdasarkan pengamatan penulis, tanaman pare memang tidak terlalu tahan dengan curah hujan yang tinggi, daunnya akan cepat busuk dan jatuh, itulah kenapa kita harus menanam pare di musim kemarau agar hasil panennya dapat optimal

Untuk ulat daun sendiri bisa di atasi dengan menggunakan racun organik atau regent juga bisa, tapi kalau penulis biasanya cukup membuang daun yang ada ulatnya tersebut, dengan tujuan agar buah pare tetap 100 % organik dan sehat untuk di konsumsi

Dan sedikit tambahan tentang cara masak buah pare, buah pare yang sudah matang sangat cocok di rebus dan di makan bersama sambal tomat, rasanya di jamin enak atau bisa juga di rebus sebagai teman makan ikan kukus, atau kalau orang cina bangka menyebutnya sebagai ikan chui, rasa buah pare organik yang tidak pahit akan menambah nafsu makan sekalipun lauknya sederhana dan apa adanya

Seperti itulah cara menanam pare dari biji agar cepat tumbuh dan berbuah banyak, bagi anda yang tertarik untuk menanamnya silakan di coba dan jangan lupa bagikan artikel ini jika di rasa bermanfaat, akhir kata penulis ucapkan sekian dan terima kasih

Penulis : Kuanyu

kuanyu
kuanyu Saya adalah seorang anak yang hobi membaca,menulis dan blogging,salam kenal dari saya kuanyu

66 comments for "Cara menanam pare dari biji agar cepat tumbuh dan berbuah banyak"

  1. Ortu pernah nanam pare depan rumah. Berhasil sampai berbuah. Tapi cuma sekali itu doang.

    Sekarang saya jarang masak pare, soalnya suami ngga suka. Katanya pare pahit. Bukannya pahit itu pula yang bikin pare itu jadi khusus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, pare memang sedikit pahit mba, tapi kalau pare organik tidak terlalu pahit dan enak untuk di makan, he-he, selain itu manfaat buah yang satu ini banyak banget

      Delete
  2. wah jadi inget dulu waktu kecil mama pernah punya pohon pare, padahal cuma asal lempar bijinya aja ke pojokan pagar, eh tumbuh.. 😆 senangnya lihat sulur2 pohon pare merambat di pagar..

    ReplyDelete
  3. Aku suka pareee... nyam2 😁
    Dan baru tau kalau pare itu tumbuhannya merambat.. wkwkw. Harusnya aku tanem pare aja yah ketimbang buah markisa.. haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi-hi, mari di tanem parenya mas Bayu, barangkali bisa berbuah lebat dan menjadi obat

      Delete
    2. Tak coba cari bibitnya di shopee.. haha.

      Delete
    3. wah, boleh tuh mas Bayu, ha-ha

      Delete
  4. Sukaaa editing video yutubnya .., jernih euy.

    Ingat tanaman pare ingat masa kecilku suka nyolong pare di pagar milik tetangga ..., Hahaha.
    Abis gemes lihat banyak pare bergelantungan ngga dipetik2 sama pemiliknya, ya sudah kucolong petik saja ...wwkkk 😂

    ReplyDelete
  5. Sekali panen auto bikin pare challenge buat konteenn
    Xixixix

    Aku jg suka pare, kalo udah digaremin dulu terus digoreng sama sambel merah
    UWohh muantep auto nambah-nambah makannya hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, pare kalau udah ketemu sama sambal yang pas, memang enggak ada duanya, enak banget untuk di makan

      Delete
  6. kami panggil pokok ni = peria ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, di tempat kami ada juga yang manggil peria mba Anies

      Delete
    2. yang penting sayurnya sama hehehe

      Delete
    3. iya mba Anies, engga apa-apa beda nama yang penting sama jenisnya, hi-hi

      Delete
  7. pare, kedua orang tua saya dulu pernah menanamnya karena makhlum saja rumah kami di desa yang notabenya memiliki pekarangan yang luas baik pekarangan belakang rumah, samping rumah , dll. dan ? kebetulan nanam parenya itu di samping rumah dan gak perlu perawatan khusus pare sudah tumbuh dengan sendirinya namun apa yang terjadi pare itu daunya lebat dan akhirnya banyak hewan buas yang bikin jantungan itu lho Koo ? UL ?''

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tanah di desa memang enggak ada duanya ya mba, enggak usah di rawat aja parenya tumbuh subur,...he-he

      Delete
  8. wow sudah ada postingan terbaru dan kali ini ada youtubenya..otewe ke sana ntar saya tonton lah koh biar makin gamblang bagaimana metode penanaman pare yang efektif dan menghasilkan pare yang mulus dan besar besar
    btw baru tahu kalau pare di tempat koh kuan yu itu dibrongsong (bungkus) plastik ya...kalau tempat saya dibiarin aja koh...nice sharing nih. menambah pengetahuan tentang tanam menanam sayur :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba Gus, di tempat kami parenya harus di bungkus, kalau enggak nanti busuk di makan lalat buah, he-he

      Delete
    2. Ternyataa .., ngga cuma kesing hengfon yang dibungkus yaa .., oare juga perlu 😊

      Delete
    3. iya mas hima, kalau enggak di bungkus takut nanti buah parenya busuk, he-he

      Delete
    4. Mas Hino dibungkus juga bisa pakai daun pisang biar disangka lontong.😁

      Delete
    5. ha-ha, mas Agus ada-ada aja

      Delete
  9. Wah lengkap banget ko ulasan tentang parenya, dari mulai milih biji, cara penanaman, cara merawat, pemupukan sampai dengan pembungkusan agar tidak kena lalat buah.

    Ko kuanyu udah cocok jadi petugas penyuluh pertanian nih.😃

    ReplyDelete
    Replies
    1. ha-ha, mas Agus bisa aja, terima kasih atas apresiasinya mas Agus

      Delete
  10. Replies
    1. iya mba Ami, seru banget, yuk menanam pare juga mba biar hidup lebih seru dan menyenangkan, he-he

      Delete
  11. Pareeeeee, kesukaaankuuu bangetttt iniii :D. Tp aku LBH suka mentah mas. Dibiasain mama dr dulu kalo sayuran kebanyakan di jadiin lalap, jd mentah, dan dimakan Ama sambel . Awalnya g kuat Ama pahit nya. Tp dipaksa mama trus, dengan iming2 sayuran bikin awet muda hahahahahah. Lama2 aku terbiasa Ama paitnya. Apalagi pare yg msh muda paitnya ga seberapa. LBH seger juga utk lalap.

    Tp kayaknya kalo nanam sendiri, tanganku panas :p. Tanaman mati biasanya hahahaha. Ga telaten intinya. Mnding beli aja lah :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. wow, ternyata mba Fanny suka makan pare mentah ya,..heem, kalau aku enggak kuat sepertinya karena enggak terbiasa, ha-ha, kalau udah di rebus atau di kukus, nah enak tuh, di cocol sambal asem khas bangka rasanya wow, enggak ada duanya

      mari di coba tanam lagi mba, barangkali bisa hidup karena tangannya udah agak dinginan, he-he

      Delete
  12. Oh, Ternyata banyak manfaatnya buah pare untuk kesehatan, ya Mas Kuanyu. Selamat malam

    ReplyDelete
    Replies
    1. selamat malam juga mba Nur, iya mba, banyak banget manfaatnya, jadi kita harus sering-sering konsumsi buah pare nih biar tambah sehat dan kuat, he-he

      Delete
  13. kereen, berhasil nih nanem pare nya, subur-subur pulak..
    lumayan mas bisa dijual kalo panen banyak.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba Thya, lumayan banyak kemarin panennya, tapi enggak di jual sih, banyak di bagikan ke orang-orang, he-he

      Delete
  14. Wah terima kasih infonya.. Dulu pernah punya keinginan nanam pare cuman hilang begitu saja...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, sama-sama mas Ancis, ayuk di tanam parenya, siapa tahu bisa berbuah banyak, he-he

      Delete
  15. Buah paria bermanfaat buat kesehatan, cuma rasanya pahit

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas Sofyan, banyak banget manfaatnya, oh iya, ngomong-ngomong pare organik tidak terlalu pahit loh, he-he

      Delete
  16. aku suka pare kalau dimakan sama siomay hehe
    besar besar juga ya mas parenya
    bisa dikembangkan tuh tekniknya
    siapa tahu bisa panen banyak dan menghasilkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, buah pare cocok banget tuh mas di campur dengan siomay, rasanya menyatu dengan sempurna, terima kasih atas sarannya mas Ikrom, semoga nanti saya bisa menginovasikan teknik yang lebih baik agar hasil panennya lebih melimpah, he-he

      Delete
  17. Replies
    1. mungkin mas Efo engga suka pahit ya, he-he

      Delete
  18. Selama ini aku gak pernah makan pare, Mas. Soalnya pahit, dan aku gak suka yang pahit-pahit. 😣

    Tapi kebetulan aku obesitas, Mas. Kayaknya udah waktunya nih aku coba makan pare. Supaya bantu berat badan turun, gitu. Sekalian coba bercocok tanam pare sekalian. Biar fresh langsung dari panen, gak perlu beli ke pasar lagi. 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayuk di coba tanam parenya mba Roem, barangkali parenya tumbuh subur dan bisa menurunkan berat badan, asik

      Delete
  19. setidak tahu manfaat dan cara membudidayakan pare. tapi tetap saja saya belum bias menyukai pare karena rasanya yang pahit. bahkan di siomay pun masih agak terasa pahitnya sedikit walaupun sudah direbus dalam waktu yang lama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, makan pare memang harus di biasakan terlebih dahulu mas Frans, awal-awal memang pahit banget, jadi harus perlahan di biasakan, lama kelamaan nanti rasa pahitnya akan berkurang, he-he

      Delete
  20. dulu pernah iseng2 nanem biji pare mas, jadi numbuh sih, tp gak berbuah ya, apa gak cocok iklimnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin karena kurang pupuk dan perawatan aja mas, mengingat di usia tertentu pare harus di pupuk dengan pupuk buah agar bakal buahnya tumbuh, he-he

      Delete
  21. Kalau aku pare sukanya di tumis koh, plus bawang, cabe, klo ada campur ebi udang kering, pait2 gurih 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, mantap juga tuh mas Jaey, pasti enak rasanya, he-he

      Delete
  22. Meski pahit tapi aku tep suka. Sebenarnya bisa ga pahit kalau tahu cara mengolahnya.

    Klo pare muda atau ada pare yang jenisnya kecil-kecil saya masih berani makan mentah buat lalapan karena tidak pahit 😄

    Tapi nagih banget sih ini klo udah dicocol ke sambel.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wow, hebat mba Pit bisa makan pare mentah, kalau saya belum pernah coba, tapi rasanya pasti pahit tuh, kalau saya biasanya di rebus dan di cocol sambel, dan rasanya enak banget

      Delete
  23. Mantap ilmunya Mas. 👍
    Tapi saya agak males kalo nanam pare, soalnya pahit 🤣

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas Rudi memang sedikit pahit, tapi enak mas kalau udah di masak, he-he

      Delete
  24. Pernah nanam tapi hasilnya kurang memuaskan Ko, ternyata harus pakai pupuk mutiara ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, harus mba, karena pupuk mutiara berfungsi untuk memacu munculnya bakal bunga dan buah

      Delete
  25. Aku suka makan Pare tapi nggak sempet mau bikin kebun2an gitu Kak, jarang di rumah. >,<

    Tapi, menarik ini nanam Pare di rumah untuk sebagian yang sering menikmati waktunya di rumah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, menanam pare di rumah memang menarik, enggak perlu beli dan organik lagi, he-he

      Delete
  26. Jadi ingat pas dulu masih ada sedikit kebun pernah tanam beberapa pohon pare dan berbuah banyak dan dibungkusi pakai kertas koran pas panen buahnya besar-besar tapi sayangnya pahit semua..hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. widih, mantap tuh mas Herman, tanaman parenya udah bisa menghasilkan, tapi ngomong-ngomong buah pare memang pahit sih, he-he

      Delete
  27. dulu aku tau pare dari nenek aku, dia suka banget masak ini, tapi aku nggak suka karena pahitnya itu
    dan sekarang kalo nemu orang yang masakin pare, dan menurutnya ga pahit, baru aku cobain

    ReplyDelete
    Replies
    1. mari mba Ainun di coba lagi, barangkali semakin ketagihan, he-he

      Delete
  28. pare juga kadang memang sering berulah kalau musim hujan, Btw biasa pakai regent yang warna merah kang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. engga mas Nopan, pakai regent warna putih aja

      Delete
  29. saya suka pare..... nanti dicoba tanam sendiri.
    Thank you article nya

    ReplyDelete