Pengertian saham fair value dan contohnya
Katakuanyu.com - Di kesempatan sebelumnya saya telah mengulas tentang apa itu saham Undervalued dan saham Overvalued, dan di kesempatan kali ini saya akan mengulas sedikit tentang pengertian saham fair value dan contohnya.
Jadi saham fair value ini adalah saham yang mempunyai harga berada di harga wajarnya, artinya tidak kemurahan dan tidak kemahalan.
Contohnya, ada saham jatuh bangun aku disingkat JBAK, saham JBAK ini mempunyai harga wajar Rp.2000 perlembarnya dan setelah di hitung PBV dan PER nya ternyata memang benar adanya bahwa saham JBAK ini mempunyai harga sekian, yang artinya tidak kemurahan dan tidak kemahalan
Akan tetapi jika harganya bergerak turun, saham JBAK ini bisa saja menjadi undervalued, misalnya harganya turun tajam menjadi Rp 500 perlembarnya, begitu juga ketika harga sahamnya naik tinggi, saham ini bisa saja berubah menjadi saham overvalued, misalnya dengan harga Rp. 10.000 perlembarnya
Di mana kita tahu bahwa, saham fair value haruslah berada di tengah-tengah, di mana jika saham undervalued mempunyai PBV di bawah 1 maka saham fair falue harus berada di atas itu
Begitu juga dengan nilai PER nya, nilai saham Overvalued berada di atas 15, oleh karena itu saham fair value harus mempunyai PER dengan rentang antara 10 sampai 15 agar saham tersebut bisa mencapai harga wajarnya
Untuk mencapai harga wajarnya terkadang seorang investor perlu bersabar, apalagi saham tersebut adalah saham bagus, baik itu saham blue chip maupun saham lapis dua
Kita hanya perlu menunggu kapan saham yang kita beli naik melewati harga wajarnya, setelah itu baru jual, begitu juga ketika harganya masih mahal, kita harus bersabar menunggu sampai pasar benar-benar jenuh dengan saham tersebut dan jika transaksinya sudah mulai menurun dan permintaannya sudah mulai berkurang maka saat itulah waktu yang tepat untuk melakukan aksi beli secara perlahan
Menilai sebuah saham apakah ia fair value atau tidak bukanlah suatu hal yang mudah, kita mungkin harus melihat laporan keuangannya secara teliti, karena setiap rahasia perusahaan ada di sana, mulai dari labanya hingga hutang yang di miliki oleh perusahaan tersebut
Kita tidak bisa menyimpulkan sebuah saham hanya dari nilai PBV dan PER nya saja, karena itu hanyalah indikator dasar untuk melihat apakah saham tersebut termasuk ke dalam saham fair value atau tidak, untuk tahap selanjutnya kita tetap harus mengetahui laporan keuangan perusahaannya, karena dari situlah kita bisa menyimpulkan apakah fundamental perusahaan ini bagus atau tidak
Saya ibaratkan seperti ini, anda membeli baju di marketplace, seperti tokopedia, dan kemudian anda melihat baju tersebut bagus sekali tampilannya, seakan mempunyai kualitas yang sangat baik, namun apakah benar demikian ?, kan belum tentu, bisa saja baju tersebut hanya gambar baju lain yang di pajang di situ atau terlihat bagus karena telah di edit sedemikian rupa
Maka dari itu kita haruslah mencari informasi lebih tentang baju tersebut, yaitu dengan cara melihat review dari pembeli lainnya dan melihat komentar mereka, jika reviewnya bagus dan komentarnya bagus maka bisa di pastikan baju itu adalah baju yang bagus, begitu kurang lebihnya
Jadi ketika kita hendak menilai harga wajar sebuah saham, maka kita haruslah membuka diri, jangan hanya terpaku pada nilai PER dan PBV nya, kita harus tetap membaca semua yang ada di laporan keuangan perusahaannya
Saya rasa cukup untuk artikel kali ini tentang pengertian saham fair value dan contohnya, jika anda suka dengan tulisan ini silakan di bagikan dan harap cantumkan nama penulis agar tidak terkena hak cipta, sekian dan terima kasih
Penulis : Kuanyu
Main saham memang harus jeli ya kang kuanyu, jadinya beli pas harganya lagi turun, misalnya harga normal 2000, kita beli pas 1000, nanti kalo harganya 5000 baru jual. Cuma harus sabar ya, bisa saja naiknya setahun.
ReplyDeleteyup, betul mas agus, terkadang di butuhkan kesabaran dalam investasi saham
DeleteBerarti kalau nilai fair value rendah berarti kita kurang bisa bersaing dengan saham yang lebih tinggi yaa mas..😊😊
ReplyDeleteenggak juga sih mas, terkadang market salah menilai harga wajar dari sebuah saham
Delete